1. Makam Sultan Muhammad Abdul Jalil Muzzafar Syah (Raja Siak ke -2) Makam ini terletak di Kampung Melayu Sungai Mempura yang merupakan pusat kerajaan Siak pada masa Sultan Abdul Djalil Muzaffarsyah yang memerintah pada tahun 1746 sampai 1765 M. Saat mangkat beliau dimakam kan di Mempura dan diberi gelar Marhum Mempura. Tengku Buwang Asmara merupakan anak dari raja pertama Kerajaan Siak yaitu Raja Kecik. Kesultanan Siak dan pada pemerintahan Sultan Abdul Jalil Muzaffar Syah juga merubah sebuah nama Sungai Jantan menjadi Sungai Siak. Kemudian pada pemerintahan Sultan Abdul Jalil Muzaffar Syah, mulai melakukan perlawanan kepada pihak kolonial Belanda, perlawanan ini sebagai reaksi perlawanan Kesultanan Siak Sri Indrapura terhadap kolonialisme.
2. Makam Sultan Ismail Abdul Jalil Jalaludin Syah ( Raja Siak ke-3) Sultan Ismail Abdul Jalil Jalaluddin Syah yang nama aslinya Tengku Ismail lahir pada tahun 1745, ia merupakan anak Muhammad Abdul Jalil Muzaffar Syah Sultan Siak Ke II, sementara ibunya yang merupakan anak perempuan dari Daeng Mattekuh yang beristri dua, isteri pertamanya bernama Tengku Sani seorang anak perempuan dari Tengku Busu, dan isteri keduanya yang bernama Tengku Neh seorang anak perempuan dari Sultan Mansur di Terangganu. Setelah satu tahun menjabat sebagai sultan, Belanda kembali melancarkan serangan dengan memperalat paman dari Sultan Ismail yang bernama Tengku Alam yang merupakan anak kedua dari Raja Kecik. Tengku Alam dipengaruhi oleh Belanda agar segera merebut kembali tahta kerajaan untuk melengserkan keponakannya itu. Setelah terbentuk kesepakatan antara Tengku Alam dengan Belanda yakni ketika Tengku Alam berhasil merebut tahta kerajaan maka pihak Belanda tidak diperkenankan mencampuri pemerintahannya, dan pihak Belanda juga hanya sekedar meminta kepada Tengku Alam agar dapat mendirikan kembali benteng di Pulau Guntung.