Tradisi Budaya Togak Tonggol bagi Masyarakat Langgam di Kabupaten Pelalawan tiap tahun diadakan yang kali iniĀ dilaksanakan di Balai Anjungan Tepian Ranah Tanjung Bunga di Kelurahan Langgam, Kecamatan Langgam, Kabupaten Pelalawan - Riau.
Balai Anjungan ini berada di tepian Sungai Kampar yang airnya menuju ke Selat Melaka dan di muaranya terkenal dengan fenomena alam Ombak Bono.
Togak Tonggol atau tegaknya Tonggol adalah adat kebudayaan masyarakat Langgam Pelalawan berupa menaikkan Bendera Kebesaran setiap suku Ketiapan yang ditegakkan pada tonggak (tiang) tanpa aral melintang baik sebelum acara maupun pada saat prosesi penegakan Tonggol. Togak Tonggol menjadi Kebesaran Adat Masyarakat Langgam Pelalawan.
Adapun prosesi upacara adat budaya menaikkan atau menegakkan Tonggol dimulai dari awal adalah Tonggol dikeluarkan dari Rumah Sompu yang dikelola oleh Soko dan Sanak Padusi dan dibawa ke lapangan Togak Tonggol yang dalam hal ini adalah Lapangan Balai Anjungan Tepian Ranah Tanjung Bunga.
Lalu prosesi di lapangan dimulai dari Penyampaian Kata Permohonan Diri dari Pemangku Pucuk Adat di Kecamatan Langgam yaitu Datuk Rajo Bilang Bungsu, didampingi Datuk Penghulu Besar dan Batin Badagu kepada Datuk Sri Setia Amanah Masyarakat Riau selaku Gubernur Provinsi Riau, Datuk Setia Amanah Pelalawan selaku Bupati Pelalawan, dan Sultan Pelalawan yang diwakili oleh Tengku Pangeran. Permohonan Datuk Rajo Bilang Bungsu, Datuk Penghulu Besar dan Batin Badagu yang disampaikan adalah untuk meminta izin menegakkan (togak) Tonggol Kebesaran Adat.
Izin diberikan oleh Datuk Sri Setia Amanah Masyarakat Riau dan diiringi ucapan Alhamdulilllah bersama-sama oleh Datuk Setia Amanah selaku Bupati Pelalawan, Sultan Pelalawan yang diwakili oleh Tengku Pangeran, Datuk Seri selaku Ketua LAM Riau, semua Pemangku Pucuk Adat, Soko, Mamak, Datuk, Batin, Penghulu, Sanak Sumando dan seluruh hadirin.
Dengan izin tersebut, Datuk Rajo Bilang Bungsu dapat meminta kepada seluruh Mamak, Datuk, Batin dan Penghulu dalam wilayah adat Ketiapan yang berada di Balai Tinggi Utama untuk dijemput agar turun dan mendekat ke tiang. Hal ini dilakukan agar dapat memulai proses penegakan Tonggol di lapangan.
Soko menyerahkan Tonggol kepada Ninik Mamak, Datuk, Batin dan Penghulu pada setiap Ketiapan.
Selanjutnya Ninik Mamak, Batin dan Penghulu pada setiap Ketiapan menyerahkan kepada Kemenakan Jantan Urang Sumondo tonggol diikat pada ujung tiang (tonggak) dan mulailah prosesi Penaikan Togak Tonggol oleh Kemenakan Jantan Urang Sumondo. Hal ini diawali dengan membaca Shalawat Nabi yang dipimpin oleh Imam lalu Tonggol pun dinaikkan, disertai dengan menyembelih hewan kurban berupa seekor kambing atau sesuai kemampuan serta diiringi dengan Silat Induk Berempat.
Setelah Tonggol ditegakkan dengan sempurna tanpa aral melintang atau hambatan lainnya, maka disampaikanlah Pauh-pauh berupa syarat-syarat yang harus ditaati bersama selama Tonggol ditegakkan sampai sore.